“Jadi, 'man tafaqqaha wa lam yataÅŸawwafa faqad tafassaqa,' barangsiapa yang fikih saja tapi tidak tasawuf, itu bisa menjadi orang fasik,” ungkap KH Achmad Chalwani dalam pengajian kilatan Ramadan Kitab Minahus Saniyah, Rabu (13/3/2024).
Mursyid Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah tersebut juga menjelaskan, bahaya orang yang hanya (mempelajari) tasawuf saja.
“'Wa man taÅŸawwafa wa lam yatafaqqaha faqad tazandaqa,' barangsiapa yang cuman tasawuf saja, sufi saja, tapi ndak fikih, dikhawatirkan bisa menjadi orang zindik,” tambahnya.
Zindik ini, menurutnya, seperti contoh ilmu kejawen dan ilmu klenik. Kiai Chalwani menegaskan, bahwa fikih tanpa tasawuf bisa fasik, tasawuf tidak menggunakan fikih bisa zindik, (seperti) aliran kebatinan. Termasuk seperti aliran pangestu dan darmo gandul, itu aliran kebatinan.
“Maka yang tepat 'wa man tafaqqaha wa taÅŸawwaf faqad tawaffaqa,' barangsiapa yang fikih juga tasawuf iku tawaffaqa akan mendapatkan taufik dari Allah,” tegasnya.
Maka ketika antara ilmu fiqih dan tasawuf dapat seimbang, maka akan mendapatkan taufik dari Allah SWT. Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah tersebut juga menjelaskan arti dari doanya orang NU wallaahul muwaffiq mempunyai kandungan arti fikih dan tasawuf.
“Mulo dungone wong NU, wallaahul muwaffiq iku artine yo fikih yo tasawuf (maka doanya orang NU wallaahul muwaffiq, itu artinya ya fikih ya tasawuf)," pungkas kiai kharismatik tersebut.